Hardiknas 2014 - Siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri Grogol Utara 03-04 Kebayoran Lama Jakarta Selatan berpencar terpecah dari barisan. Pukul delapan lewat sedikit siswa-siswi itu baru saja selesai mendengarkan sejarah singkat mengenai lahirnya proses belajar mengajar yang diterima kaum pribumi pada masa kolonialisme Belanda.
Sejarah itu sekarang dicatat di kalender setiap tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Peringatan Hardiknas tahun 2014 dengan tahun yang lalu tidak ada perbedaan. Para siswa sebelum mengikuti pelajaran formal diwajibkan mengikuti upacara peringatan Hardiknas selama kurang lebih satu jam. Setelah itu siswa berduyun-duyun masuk ke kelasnya masing-masing untuk melanjutkan pelajaran regulernya.
"Seperti biasa upacara dari jam tujuh sampai jam delapan, setelah itu pada masuk lagi," kata Asti 35 yang menunggui anaknya saat ditemui Republika, Jumat (2/4).
Meskipun setiap tahun dilaksanakan upacara Hardiknas sepertinya tidak membuat siswa-siswi ingat tanggal 2 Mei itu sebagai peringatan Hardiknas. Kebanyak siswa tahu Hardiknas dari gurunya yang mewajibkan upacara. "Tahu dari Ibu Guru harus upacara," kata Farhan siswa kelas V di SD itu saat ditanya Republika, Jumat (2/5).
Cheper Surachman, Kepala Sekolah SD Negeri Grogol Utara 03-04 Kebayoran Lama Jakarta Selatan memaklumi jika masih ada siswa-siswi yang tidak tahu mengenai Hardiknas. Karena, peringatan Hardiknas selalu diisi dengan upacara yang membuat siswa jenuh dan tidak mengharapkan segera datangnya tanggal 2 bulan Mei itu.
"Memang kurang gemanya (peringata Hardikanas)," katanya.
Meskipun demikian Cheper berusaha agar semangat Hardiknas tidak pudar dari benak siswa. Untuk itu kata dia, dirinya memberikan instruksi kepada setiap guru agar menyampaikan sejarah Hardiknas secara umum atau khusus sebelum pelajaran dimulai.
"Jadi bagaimana sejarahnya, siapa tokoh-tokoh pendidikan itu," katanya.
Selain SD yang melakukan upacara tentunya setiap sekolah SMP, SMA bahkan MTS juga ikut memperingati Hardiknas. Peringatannya memang masih sama yakni upacara di lapangan, setelah itu masuk kelas tidak ada kegiatan yang membuat siswa terkesan di hari bersejarah itu. Padahal sebagian mereka mengaku Hardiknas itu penting untuk diperingati.
"Ya biasa upacara dari jam tujuh sampai jam delapan, Kepala Sekolah memberikan motivasi kepada siswa-siswinya," kata Jumino bagian kesiswaan SMAN 65 DKI Jakarta.
Peringatan Hardiknas itu penting disampaikan Brayen siswa kelas 2 SMAN 65 itu. Menurutnya, peringatan Hardiknas bisa digunakan sebagai cinta Tanah Air dan mengenang perjuangan para penggiat pendidikan. Hal yang sama juga disampaikan teman Brayen, Aldo.
"Sangat penting untuk diperingati jadi kita tahu sejarah pendidikan dari enol sampai bisa seperti sekarang ini," katanya.
Tidak ada upacara untuk memperingati Hardiknas disampaikan Guru Heriningsih 45 tahun, di sekolah berbasis Agama Pondok Pesantren Assiddiqiyah di Jalan Panjang, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kepada Republika Heriningsih menyampaikan, sudah dua tahun ini Assidiqiah tidak memperingati Hardiknas tepat pada tanggal 2 Mie. Tentu ada banyak alasan, kenapa Assidiqiah tidak melakukan upacara peringatan Hardiknas seperti sekolah-sekolah lainya. Salah satu alasannya diantaranya, kata Heriningsih Assidiqiah sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan Ujian Nasional.
Tetapi kata Heriningsih, Assidiqiah bukan tidak menganggap Hardiknas itu tidak penting sehingga tidak dipersiapkan secara khusus. Namun, kata dia, Assidiqiah punya cara berbeda agar peringatan Hardiknas itu bisa berbekas dan terkesan di benak siswa.
"Supaya tidak monoton peringatan Hardiknas itu sering digabungkan dengan acara Haflah atau perpisahan siswa. Tema pendidikannya ditonjolkan dalam pentas seni," katanya.
Menurut Heriningsih, Hardiknas itu sangat penting sekali diperingati setiap sekolah, hal itu untuk mengingatkan kepada setiap siswa-siswi kalau pendidikan itu punya sejarah.