Gejala Dan Cara Penularan MERS
Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka mengenali apa saja yang menjadi tanda-tanda orang terkena virus yang satu ini. Karena menyerang saluran pernafasan maka berikut tanda-tanda penyakit MERS antara lain adalah sebagai berikut :
- Demam.
- Batuk.
- Sesak Nafas (nafas pendek).
- Bersifat akut.
- Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal.
- Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.
Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigasi.
Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat melalui media sebagai berikut yaitu :
Langsung : Melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau bersin.
Tidak Langsung : Melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
Untuk itu juga para pejabat di badan kesehatan dunia (WHO) seperti informasi yang dilansir dari www.voaindonesia.com juga menyatakan serta prihatin prihatin bahwa virus MERS mungkin akan menular ke para peziarah kaum muslimin yang diperkirakan akan mengunjungi tempat-tempat suci di Arab Saudi bulan depan dalam bulan Ramadan, atau jutaan lagi diperkirakan akan datang bulan Oktober untuk menunaikan ibadah Haji di Mekah.
Untuk itulah para jamaah haji Indonesia serta juga para tenaga kesehatan yang ikut serta dalam TKHI dan PPIH Tahun 2014 ini untuk selalu menjaga kesehatan dan melakukan tindakan pencegahan akan penularan penyakit yang disebabkan oleh karena corona virus yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov) ini.
Karena memang ada beberapa hal yang terkait dengan Tips Dan Cara Menjaga Kesehatan Ketika Menunaikan Berangkat Haji agar bisa menjalankan wajib dan rukun haji itu sendiri.
Virus penyebab gangguan pernafasan yang dinamakan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) tengah marak di Arab Saudi. Karenanya, kenali gejala-gejalanya untuk menghindari penyakit yang kerap menyerang lansia ini.
Pelaksana Fungsi Pensosbud KJRI Jeddah, Syarif Shahabudin menjelaskan, ada beberapa gejala umum yang ditimbulkan virus MERS. Antara lain flu, demam, dan batuk yang juga disertai dengan kesulitan bernafas.
Sedangkan cara penularannya ada tiga. Yakni penularan langsung melalui cairan penderita yang batuk atau bersin. Penularan tidak langsung melalui sentuhan benda-benda yang terkontiminasi virus. Serta kontak langsung dengan penderita.
"Meskipun sudah menyebabkan banyak korban tewas dan penelitian terus dilakukan terhadap fenomena penyakit ini, namun belum diketahui pasti bagaimana manusia bisa terinfeksi virus ini," kata Syarif melalui siaran pers, Sabtu (10/5).
Untuk menghindari virus MERS itu ada beberapa langkah-langkah pencegahan yang dapat diperhatikan. Yang utama adalah rutin mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik, mempraktikkan etika batuk dan bersin yang baik dengan menutup mulut dan hidung dengan tangan, menghindari kontak dengan orang sakit.
Selain itu, segeralah mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala demam, batuk, dan kesulitan bernafas. "Gunakan selalu masker saat berada di tempat-tempat umum dan keramaian, terutama saat melaksanakan ibadah umrah,"
Pengobatan Dan Vaksin Mers-Cov
Sampai dengan saat ini memang belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov.
Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.
Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien. Pencegahan dengan menjalankan pol hidup yang sehat dengan melakukan PHBS (pola hidup bersih dan sehat), dan juga menghindari kontak erat dengan penderita, serta menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit perlu untuk diterapkan dengan baik pula.